Minggu, 20 April 2014

KEADAAN LINGKUNGAN DIKOTA DAN KAMPUS TEGAL BOTO JEMBER

www.fkipunej.ac.id
www.unej.ac.id
biologinote.blogspot.com
www.facebook.com/anicha.aquino

KEADAAN LINGKUNGAN DIKOTA DAN KAMPUS TEGAL BOTO JEMBER
(ANISA MAHARANI 130210103065)
Saat ini keadaan bumi kita semakin lama semakin tua saja. Banyak perubahan yang terjadi pada bumi kita, terutama pada kulit bumi. Banyak wilayah di Negara kita yang tereksploitasi untuk kepentingan pribadi mereka. Padahal semua itu perlu dilindungi dan harus dilestarikan karena sumber daya tersebut bisa musnah dan memberikan dampak lingkungan yang negative.
Sama halnya dengan keadaan lingkungan di kota kita, sebut saja di kota Jnyak factor ember ini. Banyak wilayah-wilayah dan situs-situs sumber daya alam yang dieksploitasi secara besar-besaran dan tidak bertanggung jawab. Kita ambil contoh seperti penambangan pasir didaerah Paseban Kencong dan Kesilir. Di daerah tersebut dijadikan tempat penambangan yang kapasitasnya tidak dibatasi, dalam satu hari penambangan bisa mencapai kurang lebih 10 truk besar. Jika tempat tersebut setiap hari digali maka dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan akan menyusutkan wilayah tersebut menjadi dibawah permukaan laut. Dengan hal itu jika ada gelombang atau hujan deras maka daerah tersebut akan mudah tergenang oleh air. Banyak oknum-oknum yang tidak betanggungjawab dalam hal ini, sehingga mereka tidak m,emikirkan dampak kedepannya seperti apa. Sebagai masyarakat yang peka dan peduli atas keseimbangan ekosistem dan lingkungan , maka kita harus membatasi eksploitasi tersebut dengan menghimbau kepada pemerintah daerah sekitar untuk memberlakukan Undang-undang pertanggungjawaban dan eksploitasi secara besar-besaran. Begitu juga dengan daerah Gumuk yang sering terjadi eksploitasi massal.
Disamping itu, di daerah kota pun masih ada permasalahan lingkungan yang bisa mengganggu keseimbangan alam. Salah satunya jika saat hujan tiba ada beberapa titik jalan yang macet karena banjir. Daerah tersebut diantaranya yaitu daerah Kampus Universitas Jember tepatnya di jalan Jawa dan yang paling parah adalah disekitar jalan Mastrip. Hujan sebentar saja area ini sudah macet tergenang air hujan yang meluap dari got-got sekitar jalan. Dijalan Jawa tempat-tempat resapan air tidak berfungsi dengan baik sehingga sewaktu hujan terisi air penuh dan tidak mampu menampung tingginya debit air. Disini dibutuhkan untuk normalisasi daerah resapan airnya. Begitu juga dijalan Mastrip, mulai di depan Pintu Gerbang FKG Unej sampai di depan gerbang Polije sangat rawan macet karena banjir diwilayah tersebut tidak bisa dihindari mekipun hujan turun hanya sebentar saja. Banyak factor yang memicu hal ini terjadi. Salah satunya yaitu got aliran air disekitar jalan semakin lama semakin dangkal saja, dan banyak ditemukannya sampah-sampah plastic yang menggenang dan tersangkut di pinggiran got. Aliran got tersebut berawal dari got rumah tangga yang berada diperumahan atau rumah kos disekitar mastrip dan juga Batu Raden. Para penghuni rumah kos dan rumah masyarakat sekitar ternyata masih banyak yang tidak sadar dan masih senang membuang sampah langsung ke aliran got tersebut. Mereka msih belum peka apa dan bagaiman bahaya yang nantinya mereka dapat jika sebagian banyak got mereka tersumbat sampah terutama sampah plastik yang susah diuraikan. Dan yang paling parahnya juga ditemukan adanya sampah bekas pembalut wanita. Disini terjadi kesalahan yang sangat fatal dan sangat tidak bertanggungjawab. Padahal pada sampah bekas pembalut sangat susai terurai karena terbuat dari bahan yang lapisan luarnya dari bahan sintesis. Dan bekas pembalut tersebut sangatlah berbahaya karena banyak mengandung bakteri0bakteri yang tidak kita ketahui bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Dan air got yang tidak mengalir atau dibiarkan menggenang seperti itu akan menjadi bibit atau sarang nyamuk atau larva yang bisa menyebabkan virus demam berdarah. Itu merupakan salah satu polusi lingkungan terutama pada polusi air yang terdapat banyak sampah yang menggenang dan mengotori aliran got.
Disamping itu juga diwilayah kita terutama sekitar kampus banyak terjadi polusi udara yang disebabkan oleh asap-asap kemdaraan bermotor yang kapasistasnya meluap. Hampirsetiap mahasiswa mengeluarkan polusi yaitu satu mahasiswa satu kendaraan bermotor. Asap kendaraan bermotor yang keluar dari knalpot banyak mengandung gas karbon monoksoda (CO) dan karbon dioksida (CO2). Gas-gas tersebut adalah salah satu jenis gas yang tergolong gas polutan atau gas yang bisa mencemari udara. Semakin banyak gas polutan yang dikeluarkan maka lama kelamaan akan berdampak pada lapisan ozon pada bumi kita. Lapisan ozon (O3) jika tercemari oleh gas polutan akan terjadi pemecahan reaksi senyawa sehingga bisa menambah kapasitas gas CO dan CO2. Gas-gas tersebut bisa membuat ozon (O3) berlubang. Jika lapisan ozon berlubang maka sinar ultraviolet mudah masuk ke bumi dan panas matahari tidak bisa dipantulkan kembali ke angkasa. Sehingga hal ini menyebabkan bertambah panasnya atau meningkatnya suhu udara dibumi atau panas bumi. Dan dengan hal ini timbullah kerusakan yang dinamakan Global Warming (Pemanasan Global).
Untuk menanggulangi pemanasan global di daerah jember terutama wilayah kampus, maka kita menghimbau kepada pemerintah untuk lebih sering mengadakan Car Free Day atau hari bebas kendaraan bemotor. Minimal kegiatan tersebut dilakukan waktu akhir pecan atau weekend. Dengan begiti kita akan lebih terbisa dengan rutinitas seperti itu dan lebih bisa mengurangi volume kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum. Dengan itu bisa membantu mengurangi produksi gas polutan (CO dan CO2). Serta dengan mengurangi kegiatan pembakaran sampah disekitar areal kampus karena asap pembakaran sampah juga bisa mengganggu system pernapasan kita karena juga mengandung zat polutan juga mencemari udara. Untuk membantu produksi gas Oksigen (O2) kita bisa memulai dengan menanam pohon di tempat kita tinggal karena satu pohon bisa membantu menghasilkan oksigen (O2). Terutama di daerah tengah kota, diupayakan kepada pemerintah setempat untuk membuat taman kota untuk menyejukkan udara ditengah kota. Perubahan sekecil apapun sangat berarti untu orang banyak. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kesdaran dari diri sendiri untuk memulai hal tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.